STUDI ISLAM
ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
DISUSUN OLEH:
Friska Dewi
Hasyifa Nanda
Safiera
Jurnalistik I A
Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
1.
Sejarah
Terdapat
berbagai teori yang menjelaskan asal-usul kata sejarah. Sebagian ada yang
berpendapat bahwa kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarah yang
berarti pohon. Dalam artian Kata bahasa Arab lainnya disebut tarikh dan sirah. Dari segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa atau waktu,
sedang ‘Ilmu Tarikh’ ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab
terjadinya peristiwa tersebut.
Terdapat pula teori yang
mengatakan bahwa kata sejarah merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris, history yang berasal dari bahasa Yunani, istoria yang
berarti ilmu. Kata istoria oleh filsufi Yunani seperti ristoteles
diartikan sebagai penelaahan secara sistematis mengenai seperangkat gejala
alam, dan dalam penggunaanya kata histori diartikan sebagai masa lampau umat
manusia.
2.
Kebudayaan
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia.
3. Islam
Pertama, mengandung arti
segala sesuatu yang berkaitan dengan islam, yaitu ajaran, umat, kemajuan dan
kemunduran, peran dan fungsi, dan lain sebagainya.
Kedua, mengandung arti
sifat atau nilai yang harus dipegang teguh dalam mengkonstruksi sejarah, yakni
kebenaran, kejujuran, dan kegunaan, sebagaimana terdapat di dalam Al-quran dan
sunnah.
Ketiga, pengertian
tersebut dalam tulisan ini sama-sama digunakan, yakni selain mengemukakan
berbagai hal yang berkaitan dengan Islam, juga berpegang teguh pada nilai-nilai
ajaran Islam. Dengan demikian, sejarah Islam dapat diartikan suatu upaya
merekonstruksi peristiwa masa lalu secara komprehensif dan sistematis dengan
menggunakan pendekatan dan teori tertentu dengan berdsarkan padda nila-nilai
ajaran Islam.
Jika ketiga kata di atas
"Sejarah, Kebudayaan, dan Islam" digabungkan, maka menjadi
"Sejarah Kebudayaan Islam" berangkat dari beberapa definisi di atas
dapat di simpulkan bahwa yang di maksud dengan "Sejarah Kebudayaan
Islam" adalah catatan lengkap tentang segala sesuatu yang di hasilkan oleh
umat islam untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan manusia.
B.
Manfaat Mempelajari
Sejarah Kebudayaan Islam
1.
Untuk mengetahui segala sesuatu yang
telah terjadi di masa silam, entah sesuatu itu baik maupun buruk. Kemudian hal
itu di jadikan cermin dan teladan bagi kita dalam menjalani hidup dan kehidupan
untuk untuk menggapai kebijakan.
2. Untuk
mengetahui kebudayaan yang di hasilkan oleh umat islam dalam sejarah peradaban
manusia, dan sumbangsihnya bagi kehidupan manusia.
3. Untuk mengetauhi peranan dan sumbangan agama islam dan umat islam bagi
kebijakan hidup manusia.
4. Untuk mendidik diri kita menjadi orang yang bijak karna dengan mempelajari
sejarah kita bisa mengetahui berlakunya hukum sebab akibat, sehingga kita tidak
harus mengalami langsung segala peristiwa, namun cukup mengambil pelajaran
dari sejarah umat terdahulu.
C.
Periodesasi Sejarah
Sejarah Islam sekarang telah berjalan dekat empat
belas abad lamanya. Sebagai halnya dengan sejarah setiap umat, sejarah Islam
dapat dibagi ke dalam periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern.
1.
Periode Klasik : 650 – 1000 M
A. Masa Kemajuan Islam 1 (650-1000 M)
Masa
ini merupakan masa ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam. Dalam hal ekspansi,
sebelumNabi Muhammad wafat di tahun 632 M., seluruh Semenanjung Arabia telah
tunduk ke bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah ke luar rabia
dimulai di zaman Khalifah pertsms, Abu Bakar As-Siddik.
·
Khulafa Al-Rasyidin
Khulafaur Rasyidin berkuasa
mulai tahun 632-661 M, atau kurang lebih selama 29 tahun. Kemajuan-kemajuan
yang dicapai pada zaman Khulafaur Rasyidin antara lain:
1. Ekspansi atau perluasan daulat Islamiyah yang
meliputi Irak, Suria, Damaskus, Bizantium, Mesir, Persia, dan Palestina.
2. Meredam berbagai pemberontakan dari orang-orang
murtad
3. Pengumpulan dan penulisan Al-Quran
4. Penetuan kalender Islam yang bertolak dari masa
hijrah Rasulullah SAW dan berdasarkan pada hitungan tanggal berdasarkan
peredaran bulan (qomariyah).
5. Menetapkan administrasi perpajakan, pengaturan
upah, dan lainnya.
·
Bani Umayyah
Kemajuan yang dicapai pada zaman
dinasti bani Umayyah ini antara lain dibidang:
1. Ekspansi yang natara lain menguasai Tunis,
Khurasan, Afghanistan, Kabul, Ibu KotabBizantiym, Balk, Bukhara, India,
Perancis, pulau-pulau yang terdapat di laut tengah, Sardinia, Cyprus, an masih
bayak kota-kota lainnya.
2. Kemajuan dalam bidang administrasi dan bahasa,
yakni bhasa Yunani dan Pahlawi ke bahasa Arab.
3. Kemajuan dalam bidang ilmu agama Islam seperti
tafsir, hais, fikih, dan ilmu kalam. Yang manjadi pust dari kegiatan ini adalah
Kufah dan Bashrah di Irak.
4. Kemajuan di bidang administrasi keuangan.
5. Kemajuan dalam bidang kebudayaan dan peradaban
Islam.
B.
Masa Disintegrasi (1000-1250 M)
Disintegrasi dalam artian ialah, perpecahan poitik dam
sulitnya mempersatukan dunia Islam yang demikian luas dalam sebuah pemerintahan
yang berpusat di Baghdad, sesungguhnya sudah mulai terjadi pada akhir zama bani
Ummayah, namum memuncak di bani Abbas, terutama setelah khalifah-khalifah
menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal.
Selain munculnya berbagai
dinasti kecil tersebut, pada masa disintegrasi juga terjadi berbagai
pemberontakan. Golongan syi’ah yang pada mulanya menjadi teman sekutu bani
Abbas, mulai melancarkan aksi penentangan mereka.
2.
Periode Pertengahan (1250-1500 M)
C. Masa Kemunduran I (1250-1500 M)
1. Masa ini terjadi mulai tahun 1250 hingga 1500 M.
Pada zaman ini Jenghiskan dan keturunannya datang membawa pengahncuran bagi
dunia Islam. Jenggiskhan yang berasal dari Mongolia, setelah menduduki Peking
pada 1212 M , ia mengalihkan serangannya ke arah barat. Satu demi satu kerajaa
Islam jatuh ke tangannya. Transoxania dan Khawarizm dapat dikalahkan pada 1219
M. Demikian pula kerajaan Ghazna dapat dikalahkan (1221 M), Azarbaijan (1223
M), dan Kerajaa Saljuk di Asia kecil (1234 M). Dari sini ia meneruskan
serangannya ke Eropa dan Rusia.
2. Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu
Khan. Khurasan di Persia terlebih dahulu ia kalahkan dan baru Hasysyasin di
Alamut ia hancurkan. Pada permulaan 1258 M, ia sampai ke tepi kot a Baghdad.
Perintah untuk menyerah ditolak oleh khalifah al-Mu’tasim dan kota Baghdad
dikepung. Akhirnya pada 10 Februari dan keluarga serta sebagian besar dari
penduduknya dibunuh. Beberapa dari anggota keluarga bani Abbas dapat melarikan
diri, di antaranya ada yang menetap di mesir.
3. Pada Masa Kemunduran I , terjadi kehancuran
khalifah secara formil. Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui ole
semua umat sebagai lambang persatuan dan ini berlaku hingga Kerajaan Usmani
mengangkat khalifah yang baru di Istanbul di abad keenam belas. Sementara itu
peradaban antara kamu Sunni dan Syi’ah menjadi tambah nyata kelihatan. Demikian
pula antara Arab dan Persia. Dunia Islam terbagi dalam dua bagian; bagian Arab
yang terdiri atas Semenanjung Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir,
Afrika Utara, dan Sudan dengan Mesir sebagai pusatnya;dan bagian Persia
yang terdiri atas Balkan, Turki, Persia, Turkistan, dan India dengan Persia
sebagai pusatnya.
4. Pada Periode Kemunduran I juga pengaruh
tarekat-tarekat bertambah mendalam dan bertambah di dunia Islam. Pendapat yang
ditimbulkan di zaman disintegrasi yang mengatakan, bahwa pintu ijihad telah
tertutup diterima secara umum di zaman ini. Sementara itu antara mazhab yang
empat terdapat suasana damai dan di madrasah-madrasah diajarkan mazhab yang
empat. Perhatian pada ilmu pengetahuan non-keagamaan sedikit sekali. Tetapi
sebaliknya Islam mendapat pemeluk-pemeluk baru di daerah-daerah yang selama ini
belum pernah dimasuki Islam.
5. Dengan demikian pada Masa Kemunduran I ini, umat
Islam bukan saja mengalami kehancuran dalam bdang politik da daulat Islamiyah,
melainkan kehancuran dalam bidang kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan.
Islam yang ada pada Zaman Kemunduran I adalah Islam yang diotomis antara urusan
dunia dan akhirat; ilmu agama dan umum; ulama dan ilmuwan; Islam yang telah
kehilangan spiritualitas dan energisitasnya. Islam pada masa itu tinggal
abunya, seangkan apinya sudah padam.
D. Masa tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)
1.
Fase Kemajuan (1500-1700 M)
Kerajaan
Usmani yang dipimpin oleh Muhammada Al-Fatih (1451-1481 M), dari kerajaan
Usmani dapat mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduki Istanbul pada 1453
M. Adapun Kerajaan Sapawi merupakan kerajaa besar kedua di dunia Islam pada
periode pertengahan. Kerajaan Sapawi ini berasal dari seorang sufi Syeh KH.
Ishak Syafiuddin (1252-1334 M) dari Ardabil di Azar Baizar. Kerajaan Mughal di
India dengan Delhi sebagai ibu kotanya didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482-1530 M) salah satu dari cucu Timur Lenk.
Kemajuan yang terjadi pada zaman Tiga Kerajaan Besar
ini, atau Kemajuan Islam II ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam bidang
politik. Adapun dalam bidang ilmu pengetahuan sangat kurang, dan ilmu
pengetahuan diseluruh dunia Islam pada umumnya tengah merosot. Sementara
itu tharikat semakin memiliki pengaruh yang besar dalam
kehidupan umat Islam. Selain itu, dengan lahirnya Turki dan India sebagai
kerajaan besar, disamping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan Ordo, juga
mulai muncul sebagai bahasa penting dalam Islam. Kedudukan bahasa Arab sebagia
bahasa persatuan semakin bertambah menurun.
Berbeda dengan kemajuan islam
pertama sebagaimana yang terjadi di zaman Klasik,adalah bahwa pada Kemajuan
Islam II ini, Barat mulai Bagkit terutama setelah terbukanya jalan ke pusat
rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui Afrika Selatan, dan
ditemukannya Benua Amerika oleh Colombus (1492 M). Namun demikian, kekuatan
barat dan Eropa pada waktu itu, dibandingkan dengan kekuatan Islam, masih
lemah. Hal ini berbeda dengan Masa Kemajuan Islam I, dimana Barat dan Eropa
belum bangkit sama sekali. Dengan deikian, upaya mencapai kemajuan pada zaman
Kemajuan Islam II ini sudah mulai dapat tantangan dari kemajuan Barat dan
Eropa.
2.
Fase Kemunduran II (1700-1800 M)
Fase ini berlangsung dari tahun 177-1800 M. Pada fase
ini tiga Kerajaan besar tersebut sudah mulai mengalami kemunduran. Setelah
Sultan Sulaiman Al-Qhanuni, Kerajaan Usmani tidak lagi memiliki sultan-sultan
yang kuat dan besar. Di dalam negeri timbul pemberontakan, seperti di Syuriah
di bawah pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir
Fahruddin dalam pada itu di Eropa mulai timbul pula gerakan-gerakan kuat, sedan
Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berubah menjadi negara yang maju.
Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan Usmani mengalami
kekalahan-kekalahan daerahnya di Eopa mulai diperkecil sedikit demi sedikit.
Kerjaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki di tahun 1924
M.
Di persia, Kerajaa Sapawi
mendapat serangan dari Raja Afghan yang berlainan dengan Syah-syah Sapawi
menganut faham Sunni. Selanjutnya di India, di bawah pemerintahan, Aurangzeb
yang mendapat gelar Alam Ghair, terjadi pembrontakan dari pihak golongan Hindu
yang merupakan mayoritas India. Pemberontakan Sik dipimpin oleh Guru Tegh
bahadur dan kemudian oleh Guru Gobind Singh. Sesedah Auranzeb meninggal
serangan-serangan pemberontak bertambah kuat dan akhirnya daerah-daerah yang
jauh dari Delhi melepaskan diri dari kekuasaan Mughal satu demi satu.
Dalam berbagai pemberontakan
tersebut, Inggris mulai ikut memainkan peranannya dalam politik India, dan
akhirnya pada 1857-1947 M India menjadi jajahan Inggris. Dengan demikian pada
masa Kemunduran Islam II ini kekuatan milter dan politik Islam mulai menurun.
Kegiatan perdagangan dan ekonomi umat islam semakin merosor, sebagai akibay dari
hilangnya monopoli dagang Timur dan Barat. Demikian pula ilmu pengetahuan di
dunia Islam juga berada dalam keadaan stagnasi. Tarekat-tarekat yang diliputi
oleh suasana khurafat da supertisi juga meningkat. Umat Islam pada umumnya juga
dipengaruhi oleh sikap fatalistik. Dunia Islam dalam keadaa mundur dan statis.
Sebaliknya, keadaan Eropa dan Barat pada masa ini
mulai mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Eropa dengan kekayaan yang
diangkut dari Amerika dan laba yang timbul dari dagang langsung dengan Timur
Jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat, yang kekuatannya bertambah
besar, kedunia Islam yang didudukinya, kian lama bertambah mendalam. Akhirnya
di tahun 1798 M, Napoleon dapat menduduki Mesir sebagai salah satu pusat Islam
yang terpenting. Jatuhnya pusat Islam ini ke tangan barat menyadarkan dunia
Islam terdapat kelemahan, ketertinggalan dan keterbelakangannya, serta
menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi
dari peradaban Islam di masa depan.
3.
Periode Modern (1800 M-sekarang)
Periode
ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam, ekspedisi Napoleon di Mesir yang
berakhir di tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir,
akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan
barat. Raja dan pemuka-pemuka islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk
mengembalikan keseimbangan kekuatan (balance of power) yang telah
pincang dan membahayakan Islam. Kontak Islam dan Barat sekarang berlainan
sekali dengan kontak Islam barat di periode klasik.
Pada
masa itu, keadaan Islam sedang menanjak dan mengalami kemajuan, sedangkan barat
dalam keadaa kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam dalam kegelapan da Barat
sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari barat.
Dalam keadaa demikian, maka pada periode modern ini,
timbullah pemikiran dan aliran pembaruan atau modernisasi dalam Islam.
Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang mengandung tentang
metode dan strategi untuk membangkitkan kembali kejayaan Islam sebagaimana yang
pernah terjadi di Zaman klasik. Namun berbagai upaya yang dilakukakan umat
Islam ini tampak jauh tertinggal, terutama dalam bidang pengetahuan, teknologi,
manajemen, keterampilan, etos krja, ketekunan, dan kedisplinan, dalam membangun
negerinya.
PENUTUP
D.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis tersebut dapat
dikemukakan catatan penulis sebagai berikut:
1.
Sejarah adalah ilmu
yang berupaya mengkonstruksikan atau menceritakan kembali kejadian atau
peristiwa masa lalu, waktu, tempat, pelaku, tujuan, dan latar belakangnya yang
dilakukan secara sistematik dan didasarkan pada data dan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2.
Kemajuan Islam
sebagaimana terjadi di zaman Klasik serta zaman pertengahan, antara lain dikarenakan
umat Islam mengamalkan spirit ajaran Islam sebagaimana yang terdapat dalam
Al-Quran dan sunnah.
3.
Pada abad
pertengahan, tepatnya sejak fase Kemunduran II Islam mulai mengalami kemunduran
dan keterbelakangan pada seluruh aspek dan kehidupan, hingga akhirnya dunia
Islam mengalami kehancuran dan dijajah oleh Eropa dan Barat serta semakin
lepasnya wilayah kekuasaan Islam yang luas itu berpindah itu berpindah krtangan
Eropa dan Barat.
4.
Terjadinya kemunduran
dan keterbelakangan umat Islam di zaman Pertengahan tersebut antara lain
disebabkan karena umat Islam berpegang pada ajaran Spirit dan Sunnah, serta
mulai bagngkitnya Eropa dan barat untuk menjajah dan menguasai duni Islam.
5.
Sebagai dari akibat
berbagai perkalahan dalam berbagai pertempuran dengan barat, makin mengecil dan
terbatasnya dunia Islam, timbul kembali kesadaran dan keinsyafan umat Islam
untuk mengembalikan kejayaannya sebagaimana yang terjadi di zaman Klasik,
dengan cara kembali pada semngat Al-quran dan sunnah, membangun hubungan yang harmonis
antara dunia sesama Islam menghidpkan kembali semangat menuntut ilmu, serta
merebut kembali milik Islam yang berada di tangan Eropa dan Barat. Upaya ini
selanjutnya dikenal sebagai periode Moderenisasi dalam periode Islam.
DAFTAR PUSTAKA
A.Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979), hal. 58.
Harun Nasution, Pembaruan dalam Islam, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1988), hal. 12-14.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari
Berbagai Aspeknya, Jilid 1 (Jakarta: UI Press, 1984), hlm. 57.
0 komentar:
Posting Komentar