MAKALAH SPI
SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN ISLAM
DI SPANYOL
OLEH :
KELOMPOK 2
Asma Dwi Putr : 11170510000022
Sefi Rafiani : 11170510000067
Hafidza : 11170510000088
JURNALISTIK 1A
FAKULTAS DAKWAH
DAN ILMU KOMUNKASI
UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
Kata pengantar
Segala puji bagi
Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., juga kepada keluarganya,
para sahabatnya dan para tabi’in tabi’at semuanya.
Dengan rasa syukur
Alhamdulillah Kami telah dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Sejarah dan Perkembangan Islam di Spanyol”
pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, walau masih banyak kekurangan,
kritik dan saran sangat kami harapkan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi.
Makalah ini meliputi
sejarah masuknya islam, perkembangan pemerintahan, kemajuan yang dicapai,
pusat-pusat peradaban, serta proses runtuhnya kekuasaan islam di spanyol. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada serta
berbagai rujukan baik dari buku maupun dari internet. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.
Ciputat, 18 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam di
Spanyol......................................................................... 4
B. Perkembangan
Islam di Spanyol.................................................................. 7
C. Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan kebudayaan Islam di Spanyol................ 9
D. Pusat-Pusat Peradaban
Pada Masa Islam di Spanyol.................................. 12
E. PengaruhPeradaban
Islam Spanyol di Eropa............................................... 14
F. Kemunduran Islam
dan Runtuhnya Peradaban di Spanyol......................... 15
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Spanyol
atau biasa dikenal dengan nama Andalusia, adalah sebuah provinsi yang
beribukota di
Cordova pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Barat [756-1031 M]. Islam pada
masa ini telah menjadi dokumen sejarah tersendiri bagi perjalanan masa-masa
keemasan Islam yang patut menjadi perhatian bagi generasi sekarang.
Sumbangan
umat Islam Spanyol dalam pengembangan intelektual dan berbagai penelitian
ilmiah tidak hanya berguna bagi umat Islam di negeri Masyriq tetapi juga bagi
seluruh umat manusia.
Cordova merupakan sentral intelektual di Eropa dengan hadirnya perguruan-perguruan
tinggi Islam yang amat terkenal dalam berbagai bidang. Ketika itu orang-orang
Eropa datang belajar di Cordova dan mereka bangga belajar di negeri tersebut
sebagaimana kebanggaan umat Islam yang pada saat sekarang belajar di Eropa.
Islam pada waktu itu menjadi guru bagi orang-orang Kristen Eropa.
Spanyol
merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu untuk menggali
peradaban Islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk hubungan politik,
sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa
menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol dibawah panji Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya di Eropa terutama di bidang pemikiran dan sains, di
samping bangunan fisik[1].
Islam di
Spanyol telah melahirkan pancaran kemajuan dan kemilauan peradaban yang agung.
Masjid Agung Cordova, sejumlah pertamanan, pancuran dan alun-alun istana
al-Hambra, kemajuan ilmu pengetahuan, filsafat, sains dan lain-lain, menjadi
bukti sejarah atas kemajuan yang telah dicapai Islam di Spanyol[2].
Spanyol
mencapai puncak keemasan dibawah pemerintahan keluarga Bani Umayyah terutama
pada masa Abd Rahman I (756-788), Abd Rahman III (921-961), dan al-Hakam II
(961-976 M), ketika itu ibukota Spanyol, Cordova bersinar bagai cahaya gemilau,
sementara bumi Eropa tenggelam dalam kegelapan[3]
Meskipun Islam
di Andalusia pada waktu itu maju sedemikian rupa, namun akhirnya juga mengalami
banyak kelemahan akibat persatuan yang mulai tidak terpelihara, terutama dalam
menjalankan roda pemerintahan, sehingga berakibat munculnya kerajaan-kerajaan
kecil (al-Muluk al-Thawaif).
Dengan adanya
kerajaan-kerajaan Islam kecil tersebut, berarti umat Islam mulai kurang
bersatu. Wilayah-wilayah Islam yang banyak itu lebih mementingkan keluarga
(keturunan) atau suku daripada umat yang banyak dalam sebuah negara yang
berbentuk kerajaan. Akibatnya, kehidupan keagamaan yang harmonis dan peradaban
Islam yang cemerlang selama ini, akhirnya mengalami kemunduran dan kehancuran.
Sebagian dari sisa kehancuran itu hanya menjadi
kenangan sejarah Islam.
Dari uraian diatas kami akan mencoba menjelaskan
bagaimana perkembangan peradaban Islam di Andalusia ( spanyol ) pada masa Bani Umayyah hingga
munculnya kerajaan-kerajaan Islam kecil (al-Muluk al-Thawaif). Namun,
sebelumnya kami akan
memaparkan terlebih dahulu bagaimana proses masuknya Islam di Spanyol
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana proses awal masuknya islam di Sanyol ?
2.
Bagaimana perkembangan islam di Spanyol ?
3.
Sebutkan kemajuan-kemajuan yang dicapai umat islam dalam mengantarkan Spanyol
mencapai puncak kejayaan ?
4.
Bagaimana pengaruh peradaban islam Spanyol di eropa ?
5.
Jelasnkan proses runtuhnya peradaban islam di Spanyol ?
C.
TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, serta untuk
menambah wawasan bagi penulis dan pembaca tentang sejarah awal masuknya islam di eropa terutama di Spanyol.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL
Spanyol
diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M)[4], salah seorang Khalifah dari Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol Umat Islam telah
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah.
Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, wilayah ini menjadi basis
kekuasaan kerajaan Romawi, yakni kerajaan Ghotik. Kerajaan ini (Ghotik) sering
menjadi provokator penduduk untuk membuat kerusuhan-kerusuhan menentang Islam. Setelah daerah ini benar-benar
telah dikuasai, barulah umat Islam memusatkan perhatiaannya untuk menaklukkan
Spanyol[5]. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum
muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.
Pada masa pemerintahan Khalifah
Al-Walid, umat Islam mulai melancarkan ekspansi ke Barat (Spanyol). Dalam
proses ekspansi ke Spanyol, ada tiga kesatria Islam yang dapat dikatakan paling
berjasa memimpin satuan-satuan pasukan kesana, mereka adalah: Tharif bin
Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa Ibn Nushair. Tharif bin
Malik dikenal sebagai perintis dan penyelidik masuknya Islam di Spanyol.
Sedangkan Tariq bin Ziyad adalah panglima perang yang menaklukkan Spanyol.
Sementara Musa bin Nushair adalah pemegang tampuk kekuasaan di Afrika Utara
ketika itu yang menjadi pusat gerakan ekspansi ke Spanyol.
Menurut catatan sejarah bahwa
ketika Musa Ibn Nushair memerintah di Afrika Utara, terjadi perselisihan antara
Gubernur Cueta (Yulian) dengan Roderik raja Spanyol. Raja Roderick memerintah
sewenang-wenang, ia telah memecat dan membunuh raja Witiza, sehingga Gubernur
Cueta yakni Yulian menjadi marah dan meminta bantuan dan perlindungan kepada
Musa Ibn Nushair dalam membebaskan negaranya (Spanyol) dari tirani Rodericak.
Inilah yang telah membuka pintu bagi daulah Umayyah untuk menguasai Spanyol khususnya
dan Eropa umumnya[6]
Kerjasama antara Yulian dengan
Musa Ibn Nushair, telah mendapat persetujuan (izin) dari khalifah al-Walid.
Atas dasar itulah sehingga Musa Ibn Nushair memerintahkan (mengirim) Tarif Ibn
Malik untuk melakukan penjajakan atau penyelidikan di pantai selatan (Spanyol)
dan sekaligus untuk mengkaji kesetiaan Yulian terhadap kerjasama yang telah
dicetuskan. Maka disusunlah suatu kekuatan militer yang terdiri dari 400 orang
tentara infanteri dan 100 orang kavalery serta diberangkatkan dengan
menggunakan kapal laut milik Yulian, memasuki pantai selatan Spanyol pada bulan
Juli 710 M. Misi Tarif berhasil dengan baik dan lancar.
Sebagai tindak lanjut dari
penyerangan Tharif, maka pada tahun 711 M, Musa Ibn Nushair mengutus panglima
Tariq Ibn Ziyad, untuk melakukan agresi
ke Andalusia (Spanyol), dengan jumlah pasukan yang lebih besar, yakni sekitar
7.000 pasukan. Pasukan Tariq memasuki Spanyol melalui Cuetadan berhasil
mendarat di daerah perbukitan, yang hingga kini dinamakan dengan Gibraltar atau
Jabal Thariq.
Melihat hal itu, Raja Roderick
menyadari ancaman dan bahaya yang menghadangnya, maka iapun mempersiapkan
100.000 pasukan. Tariq dan pasukannya didaratan Spanyol dihadang oleh 25.000
pasukan raja Roderick. Melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang, maka Thariq
minta bantuan kepada Musa Ibn Nushair, tetapi
Musa hanya dapat mengirim 5000 prajurit, sehingga jumlah pasukan Tariq
berjumlah 12.000 pasukan[7].
Selisih jumlah pasukan yang tidak
berimbang itu, tidak menjadikan Thariq surut dan gentar. Pasukan berani mati Thariq
bin Ziyad terus bergerak maju sampai bertemu dengan angkatan perang raja
Roderick di tepi sungai kecil (orang Arab menyebutnya dengan Wadi Bakka) dekat
Guadalete yang mengalir ke selat Cape Trafalagar.
Dalam pertempuran itu, Thariq dan
pasukannya berhasil mengalahkan Roderick dan iapun terbunuh pada tanggal 19
Juli 711 M. dengan kekalahan Roderick, pintu Spanyol terbuka lebar. Thariq dan
pasukannya yang terdiri dari bangsa Barbar[8], terus bergerak maju menaklukkan
kota-kota penting di Cordova, Granada, dan Toledo[9].
Melihat keberhasilan pasukan
Tariq Ibn Ziyad dalam melaksanakan operasinya di Spanyol, maka pada bulan Juni
712 M, Musa Ibn Nushair mengarahkan pasukannya pula ke Spanyol sebanyak 10.000
orang prajurit, melaui jalan yang tidak dilalui oleh Tariq Ibn Ziyad. Pasukan
Musa melalui pantai Barat Spanyol dan berhasil menaklukkan kota-kota Madinah, Sidonia, Carmona, Merida, dan
Sevilla. Pasukan ini akhirnya bertemu dengan pasukan Tariq di dekat
kota Teledo. Dengan bergabungnya kedua pasukan ini, maka kedudukan angkatan
perang muslim di Spanyol semakin kuat. Mereka meneruskan ekspansinya ke bagian
utara Spanyol yaitu Saragoza,Tarrogana, Barcelona, Aragon, Leon, Austria,
dan Galecia, bahkan mereka telah sampai ke perbatasan Spanyol dan Perancis.
Pada waktu Tariq Ibn ziyad dan
Musa Ibn Nushair memenangkan pertempuran dan menguasai kota-kota Andalusia.
Sejak itulah Spanyol mulai dikuasai oleh Islam di bawah kekuasaan Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus. Dari sini dibangun peradaban yang menjadikan bangsa
Spanyol mencapai kemajuan yang signifikan.
B.
PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
Sejak
pertama kali islam menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan
Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung
lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di
Spanyol dapat dibagi menjadi enam periode[10],
yaitu :
1.
Periode pertama (711-755 M)
Pada
periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali, yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Stabilitas pemerintahan dan
ekonomi belum tercapai dengan baik. Karena masih banyak gangguan baik dari
dalam maupun dari luar. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman
Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 755 M.
2. Periode kedua (755-912 M)
Periode
ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan yang bergelar amir (panglima atau
gubernur), akan tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika
itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Bagdad. Amir pertama diberi gelar
Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 755 M. pada fase ini umat Islam telah
mencapai kemajuan-kemajuan baik dari segi politik maupun sosial kebudayan.
Berdiri misalnya masjid Cordova, dan lembaga-lembaga militer yang kokoh serta ilmu
pengetahuan.
3.
Periode ketiga (912-1013 M)
Periode
ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd Rahman III yang bergelar An-Nashir,
sampai kemudian munculnya raja-raja kelompok (Muluk al-Thawaif) .
Khalifah-khalifah yang memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu :
– Abdurrahman An-Nashir (912-961
M)
– Hakam II (961-976 M)
– Hisyam II (976-1009 M)
– Hakam II (961-976 M)
– Hisyam II (976-1009 M)
Pada
periode ini, Spanyol mencapai puncak kejayaan dan menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Spanyol
mencapai kecemerlangannya di berbagai bidang, baik pengetahuan, politik, agama
dan budaya. Penerjemahan kitab-kitab secara besar-besaran dilakukan.
4.
Periode keempat (1013-1086 M)
Pada
periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil
dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Muluk al-Thawaif, yang berpusat
disuatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo dan sebagainya. Meskipun
kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang
pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk
mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.
5.
Priode kelima (1086-1248 M)
Pada
periode ini, Islam Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143
M) dan Muwahidun (1146-1235 M). Meskipun demikian pada akhirnya umat Islam
tidak mampu membendung serangan umat Kristen yang semakin besar. Sehingga pada
tahun 1238 M Corodova jatuh setelah kejatuhan Seville pada tahun 1248 M. Pada
fase ini Seluruh Spanyol kecuali Granad jatuh ke tangan Kristen.
6.
Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada
periode ini, Islam hanya berkuasa didaerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar
(1232-1429 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nashir. Akan tetapi secara politik dinasti ini hanya hanya
berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan.
Dengan
demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M. Umat Islam
setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam di daerah ini.
C.
KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN
ISLAM DI SPANYOL
1.
Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah
negara yang subur. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang
terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan) al-Muwalladun
(orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari
Afrika Utara), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang
masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir
memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalusia
yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
a)Filsafat
Islam di
Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan
sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu
pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. minat terhadap filsafat dan
ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan
penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M).
Tokoh utama pertama dalam sejarah
filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal
dengan Ibn Bajjah. Tokoh utama yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk
asli Wadi Asa, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia
lanjut tahun 1185 M.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Rusyd dariCordova.[11]
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Rusyd dariCordova.[11]
Pada abad ke 12
diterjemahkan buku Al-Qanun karya Ibnu Sina (Avicenne) mengenai kedokteran.
Diahir abad ke-13 diterjemahkan pula buku Al-Hawi karya Razi yang lebih luas
dan lebih tebal dari Al-Qanun.[12]
b) Sains
Abbas ibn Fama
termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang yang pertama kali menemukan
pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu
astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan
berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan
jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahad ibn Ibas dari Cordova adalah
ahli dalam bidang obat-obatan. Umi al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara
perempuan al-Hafidzh adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan
wanita.
Dalam bidang
sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri
muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Bathuthah dari Tangier (1304-1377 M)
mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibn Khaldun (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada, sedangkan Ibn Khaldun dart Tum adalah perumus filsafat sejarah. Semua
sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol yang kemudian pindah ke Afrika.
c)
Fikih
Dalam bidang fikih, Spanyol dikenal sebagai
penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini disana adalah Ziyad ibn
Abd al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi
qadhi pad masa Hisyam ibn Abd al- Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya yaitu
Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang
terkenal[13].
Sedillot berkata, “Mazhab Maliki itulah yang secara khusus memikat pandangan kita karena hubungan kita dengan bangsa Arab Afrika. Pada waktu itu pemerintah Prancis menugaskan Dr. Peron untuk menerjemahkan buku Fiqh Al Mukhtashar karya Al Khalik bin Ishaq bin Ya’qub (w. 1422 M).[14]
Sedillot berkata, “Mazhab Maliki itulah yang secara khusus memikat pandangan kita karena hubungan kita dengan bangsa Arab Afrika. Pada waktu itu pemerintah Prancis menugaskan Dr. Peron untuk menerjemahkan buku Fiqh Al Mukhtashar karya Al Khalik bin Ishaq bin Ya’qub (w. 1422 M).[14]
d)
Musik dan Kesenian
Dalam bidang
musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya
al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diadakan pertemuan dan
jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal
sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya
baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya
tersebar luas.
e)
Bahasa dan Sastra
Bahasa
Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol.
Diantara para ahli yang mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara
maupun tata bahasa yaitu Ibn Sayyidih, Ibn malik pengarang Alfiyah, Ibn Huruf,
Ibn Al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan
al-Gharnathi.
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
Orang-orang
memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan
untuk mengecek curah air waduk dibuat untuk konservasi. Pengaturan hydrolik itu
dibangun dengan memperkenalkan roda air asal Persia yang dinamakan na’urah
(Spanyol Noria). Namun pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman,
taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota
al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun,
mesjid Seville dan istana al-Hamra di Granada.
3.
Faktor-
faktorPendukungKemajuan
Spanyol Islam,
kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd
al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Keberhasilan
politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan
penguasa-penguasa lainnya yang mempelopori
kegiatan-kegiatan ilmiah dan adanya toleransi yang ditegakkan oleh penguasa
terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi.
D.
PUSAT-PUSAT PERADABAN PADA MASA ISLAM DI
SPANYOL
1. KORDOVA
Kota
Kordova dijadikan ibukota oleh Abdurrahman Ad-Dakhil (822-852 M), kemudian
mencapai puncak keindahannya pada masa Abdurrahman III yang bergelar An-Nashir
(911-961 M). Kordove menjadi kota teladan diseluruh Eropa, karena waktu itu
kota-kota di Eropa masih becek, gelap, sepi, sedang di Kordova sudah ramai dan
teratur serta indah di pandang mata. Walaupun kotanya ramai dan besar, namun
tidak ada gejala kerusakan moral atau akhlak.
Ditengah
kota Kordova terdapat istana Khalifah dan di dalamnya terdapat 340 rumah yang
indah-indah, memiliki gaya cipta sendiri. Diantaranya adalah Al-Mubarak,
Al-Kamil, Al-Masruq, Al-Mujaddid dan Al-Khair serta yang lainnya.
Diantara
kebanggan kota Kordova lainnya adalah masjid Kordova. Menurut Ibn Al-Dala’i,
terdapat 491 masjid disana. Pendiri masjid Kordova adalah Abdurrahman
Ad-Dakhil. Tempat masjid itu semula adalah gereja kecil, atas persetujuan umat
Kristen lalu kemudian gereja itu dipindahkan. Masjid ini dapat menampung 80.000
orang. Masjid Kordova sekarang ini dijadikan gereja Nasrani dan diberi nama
“MOSQUITA”.
2.
GRANADA
Granada
adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Disana berkumpul
sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam.Arsitektur-arsitektur bangunannya
terkenal diseluruh Eropa. Disana terdapat sebuah istana yang indah yang dibuat
oleh raja-raja Bani Ahmar yang diberi nama “AL-HAMRA”. Istana Al-Hamra terdidir
dari beberapa ruangan, antara lain:
•
Qa’at Shafra (ruangan kuning). Ruangan ini yang paling indah dan dibuat oleh
sultanAbu Al-Hujaj Yusuf bin Al-Ahmar.
•
Qa’at Hukmi (ruangan pengadilan).
•
Taman Singa (taman hiburan).
•
Qa’at Bani Siraj.
•
Qa’at Al-ukhtain (ruang dua bersaudara perempuan)
•
Hausy Ar-Raikhan (ruang istirahat Sultan).
•
Di sana terdapat menara Al-Hamra yang tingginya 26 cm.
Pada
setiap tanggal 2 januari terdengar bunyi lonceng raksasa yang beratnya 1200 kg,
sebab pada tanggal tersebut merupakan jatuhnya Granada ketangan orang-orang
Kristen pada tahun 899 H (1492 M), dan selanjutnya masjid Al-Mulk di Granada di
jadikan gereja “SANTA MARIA”.
3.
SEVILLA
Sevilla
merupakan kota yang indah, terletak di tepi sungai Guadal Quivir. Pernah
dijadikan ibukota kerajaan Muluk At-Thawaif. Pada masa kerajaan Muwahidun
dibawah pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub (1163-1184). Sevilla merupakan
kota kedua setelah Madrid. Didalamnya banyak sekali terdapat bangunan-bangunan
peninggalan Islam, karena Islam pernah menguasainya selama 5 abad.
Dan
yang merupakan sumbangan terhadap dunia ialah di dirikannya banyak universitas,
misalnya universitas Kordova, Sevilla, Malaga dan Granada. Siswa-siswa dari
luar negeri menyukai Universitas Granada dengan jurusan-jurusan ilmu ketuhanan,
falsafah, kedokteran, kimia, astronomi dan yurisprudensi. Pada waktu Islam
meninggalkan Sevilla, kunci kota ini diserahkan kepada Raja Ferdinand, kemudian
masjid Sevilla dijadikan gereja Santa Maria de La Sade.
E.
PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DI EROPA
Spanyol
merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik
dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban
antarnegara.
Berawal dari gerakan Averroeisme
inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme
pada abad ke-17 M. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah
berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari
negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani
gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan
kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula
di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M,
dan pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.
F.
KEMUNDURAN ISLAM DAN RUNTUHNYA PERADABAN DI
SPANYOL
a) Penyebab Kemunduran dan
Kehancuran
Masa kemunduran Islam di Spanyol
merupakan sejarah gelap Islam Spanyol. Karena masa kemunduran itulah yang
menjadi cikal bakal lenyapnya Islam secara total di Spanyol. Kemunduran Islam
di Spanyol disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut
:
1). Konflik Islam dengan Kristen.
Para penguasa muslim sudah merasa puas dengan
hasil upeti yang mereka dapat dari kerajaan-kerajaan Kristen yang telah
ditaklukkan, sehingga upaya Islamisasi terhenti. Membiarkan Kristen tetap
mempertahankan hukum dan adat mereka. Demikian pula kehadiran orang Arab Islam
di Spanyol secara tidak langsung membangun kesadaran kebangsaan orang-orang
Kristen Spanyol.
Wilayah kekuasaan Islam di Spanyol yang
berbatasan dengan Kristen di Utara, selalu mendapat serangan dimana ada
kesempatan. Serbuan yang dilakukan oleh Raja Alfonso VI berhasil merebut Toledo
dari dinasti Zunniyah pada tahun 1085 M. pada tahun 1238, Kristen juga berhasil
menguasai Sevilla dan menyusul Cordova pada tahun 1248 M. Setelah Cordova jatuh
di tangan Kristen, Islam masih dapat bertahan di Granada selama lebih dari dua
abad, yaitu pada masa kekuasaan Bani Ahmar.
Pada tanggal 2 Januari 1492 Granada takluk
kepada Kristen, setelah kerajaan Aragon dan Castilian bersatu menyerang Islam
pada tahun 1469. Dengan jatuhnya Granada menandai jatuhnya Islam sebagai
politik dan agama di Spanyol. Demikian seterusnya sampai Islam benar-benar
hilang dan musnah di Spanyol.
2). Keterpurukan ekonomi.
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para
penguasa hanya mengkonsentrasikan diri pada pembangunan ilmu pengetahuan secara
serius. Sementara sektor ekonomi tidak diperhatikan, akibatnya timbul krisis
ekonomi yang memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
3). Tidak adanya ideologi pemersatu.
Politik yang dijalankan oleh Bani
Umayyah di Damaskus adalah orang-orang Arab (Islam) dan tidak pernah menerima
orang pribumi sebagaimana di tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai
orang Islam yang sederajat, suatu perilaku politik yang dinilai merendahkan dan
diskriminatif. Akibatnya kelompok-kelompok non Arab selalu menggerogoti dan
merusak perdamaian.
4). Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan.
Hal ini berimplikasi terjadinya
perebutan kekuasaan oleh para ahli waris.
5). Munculnya dinasti-dinasti kecil.
Munculnya dinasti
kecil di Spanyol menyebabkan terjadinya disintegrasi yang pada gilirannya
menjadi penyebab lemahnya Islam di Spanyol. Terdapatnya sejumlah dinasti lokal
berkuasa di daerah bagian Spanyol. Terjadinya persaingan antara dinasti kecil
yang ada, memberikan peluang bagi umat Kristiani untuk melaksanakan politik adu
domba[15]
6). Keterpencilan Spanyol
KeterpencilanSpanyolmenyebabkan
terisolir dari dunia Islam yang lain. secara politik selalu berjuang sendirian,
tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan
demikian tidak ada kekuatan alternatif yang dapat membendung kekuatan Kristen
di Spanyol.
b) Kehancuran
Peradaban Islam di Spanyol
Lenyapnya Islam di Spanyol
berarti runtuhnya masa keemasan Islam di Spanyol selama 780 tahun lebih. Kini
Islam di Spanyol tinggal nama yang tertulis rapi dalam sejarah. Umat Islam
hanya mampu mengenang sejarah suram Islam dengan penuh kekesalan. Karena tak
ada lagi yang dapat dibanggakan. Islam tinggal serpihan-serpihan luka,
peradaban-peradaban Islam secara perlahan bergerak ambruk, khasanah intelektual
dimanipulasi, upaya-upaya menghilangkan jejak Islam terus diprovokasi, kesalahan-kesalahan,
kemunduran-kemunduran terulang dan terjadi diberbagai negara Islam lainnya.
Berikut wajah muram kehancuran tersebut:
1). Kondisi Kehidupan Keagamaan
Setelah kerajaan-kerajaan Islam
di Spanyol mengalami kehancuran, dalam waktu yang relatif singkat, umat Islam
lenyap secara total di wilayah itu. Pada waktu itu, seluruh umat Islam
dihadapkan ke Mahkamah Taftis (Pengadilan Berdarah). Pengadilan menetapkan tiga
alternatif bagi umat Islam, yaitu: (1) beralih agama ke Kristen, (2)
meninggalkan Spanyol, atau (3) dibunuh[16].
Bagi mereka yang imannya lemah,
mereka memilih alternatif pertama, yaitu murtad. Adapun mereka yang imannya
kuat dan memiliki perbekalan yang memadai, mereka memilih pindah ke kerajaan
Islam terdekat. Umat Islam memilih alternatif kedua ini, pada umumnya mereka
berhijrah ke wilayah Afrika Utara. Adapun mereka yang imannya kuat tetapi tidak
memiliki perbekalan memadai, maka mereka memilih mati syahid. Umat Islam yang
terpaksa menempuh alternatif ketiga ini, dibantai habis-habisan oleh para
agresor Kristen.
Menurut pendataan para
sejarahwan, setelah jatuhnya kota Granada di Spanyol ke tangan penguasa
Kristen, umat Islam yang dibantai kurang lebih 3.000.000 (tiga juta) jiwa.
Mereka disiksa secara kejam kemudian dibakar hidup-hidup. Akibatnya, umat Islam
menjadi berantakan. Sebagian dari lahan pertanian, perindustrian, dan
perdagangan ikut dihancurkan pula karena sebagian ahlinya telah meninggal dunia.
Dengan keadaan seperti itu, tidak
ada lagi seorang muslim yang berterus terang tentang agamanya. Meski dalam hati
mereka tetap sebagai muslim, namun karena takut terhadap penyiksaan yang
dilakukan oleh orang-orang Kristen maka kehidupan keagamaan mereka menjadi
lenyap.
2). Keadaan Khazanah Ilmu Pengetahuan
Setelah kerajaan Islam mengalami
kehancuran di Andalusia, segala macam bentuk kegiatan ilmu pengetahuan terhenti
dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan agama yang semula maju dengan pesat, akhirnya harus pudar, sejalan
dengan hancurnya kekuasaan Islam[17]
Di Spanyol Selatan, kurang lebih
1.000.000 (satu juta) buku yang berbahasa Arab telah dimusnahkan oleh Raja
Ferdinand dari Castilla melalui lembaga suci Kristen. 5.000 (lima ribu) copy
Alquran bersama dengan buku-buku ilmu pengetahuan dari tulisan tangan para
cendekiawan Muslim, dibakar dalam timbunan raksasa pada tahun l511 Masehi di
Granada[18]
Pada tahun 1526, Raja Philip
mengeluarkan suatu dekrit bahwa tidak seorang pun boleh memiliki atau membaca
buku berbahasa Arab. Semua buku yang ditulis oleh para cendekiawan Muslim atau
buku-buku kajian yang berkaitan dengan Islam, dilarang beredar.
Di Granada, yang merupakan kota
pusat pengembangan intelektual Islam di Barat, terdapat Universitas Granada,
yang dalam perkembangannya telah banyak menyumbangkan berbagai ilmu pengetahuan
di Barat. Selama kejayaannya, para mahasiswa berdatangan untuk belajar di
dalamnya dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti biologi, hukum,
ketatanegaraan, filsafat, ilmu kedokteran, dan ilmu falak. Namun, akhirnya hancur
bersamaan dengan hancurnya kota Granada dari serangan orang-orang Kristen pada
abad ke 15 Masehi.
Dalam lapangan filsafat,
orang-orang Andalusia sangat tekun mempelajarinya. Di sanalah lahir beberapa
tokoh cendekiawan Muslim yang terkenal, seperti Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu
Rusyd, dan Ibnu Khaldun. Menurut Mahmud Yunus, sejak wafatnya Ibnu Rusyd
(595H/1198 M) dan Ibnu Khaldun (808 H/1406 M), maka seluruh dunia Islam,
khususnya di Andalusia, telah sunyi senyap dari filsafat[19].
Dari keterangan di atas, dapat
dipahami bahwa hancurnya kebudayaan Islam bersamaan dengan lenyapnya kerajaan
Islam di Spanyol, telah terjadi peralihan khazanah ilmu pengetahuan dari
cendekiawan Muslim ke cendekiawan Barat melalui proses penerjemahan beberapa
buku yang dianggap penting. Adapun buku-buku yang tidak dianggap penting oleh
penguasa Kristen, semuanya dimusnahkan.
3). Keadaan Seni dan Budaya
Pada masa pemerintahan Islam di
Spanyol, keadaan seni dan budaya Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat,
karena perhatian pemerintah Islam sangat serius. Di antara kesenian yang sangat
maju adalah seni kaligrafi yang ditulis pada dinding-dinding dan
penyangga-penyangga mesjid. Demikian pula dengan kesusastraan dalam bentuk
syair-syair yang dibahasakan secara halus dan indah[20]
Setelah hancurnya Islam di
Spanyol, kehidupan seni dan sastra mulai mengalami kekaburan. Khusus dalam
bidang kesusastraan, telah terjadi pencampurbauran antara sastra Arab dengan
sastra lain, seperti sastra Latin dan sastra Spanyol. Sejalan dengan peraturan
yang melarang penggunaan Bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, maka hal itu
sangat berpengaruh terhadap perkembangan sastra Arab. Baik prosa maupun puisi
Arab, telah banyak diubah menjadi ke dalam bahasa Latin. Hal ini pula
berimplikasi pada pengalihan istilah-istilah Arab menjadi bahasa Spanyol,
seperti: alcalde berasal dari kata al-qadhi, alviare berasal dari kata
al-abyar, dan alcasare berasal dari kata al-qashru.
Sebagian ahli pujangga,
arsitektur, dan orang-orang Islam yang pandai dalam seni ukir, ditangkap lalu
diperlakukan sebagai tawanan. Mereka dipekerjakan sebagai buruh untuk membangun
gereja-gereja, membuat patung-patung dan ukiran-ukiran, atau memperbaiki
bangunan-bangunan yang telah rusak.
Sejak 32 tahun jatuhnya kota
Granada, Paus mengeluarkan dekritnya agar semua mesjid yang ada di Spanyol
diubah menjadi gereja[21].
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun
711 M melalui jalur Afrika Utara. Wilayah Andalusia yang sekarang disebut
dengan Spanyol diujung selatan benua Eropa, masuk kedalam kekuasaan dinasti
bani Umayah semenjak Tariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur
Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Gothia (92
H/ 711 M). Spanyol diduduki umat islam pada zaman kholifah Al-Walid (705-715),
salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.
Perkembangan
Islam di Spanyol berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Perkembangan itu
dibagi menjadi enam periode. Kemajuan peradaban itu dipengaruhi oleh kemajuan
intelektual yang di dalamnya terdapat ilmu filsafat, sains, fikih, musik dan
kesenian, begitu juga dengan bahasa dan sastra, dan kemegahan pembangunan
fisik.
Faktor-faktor pendukung kemajuan Spanyol Islam, diantaranya kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Faktor-faktor pendukung kemajuan Spanyol Islam, diantaranya kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol
antara lain disebabkan karena, konflik Islam
dengan Kristen,tidak adanya Ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak
jelasnya sistem peralihan kekuasaan keterpencilan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Yatim Badri, M.A, Sejarah
Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:
Hidakarya Agung: l990
https://www.tongkronganislami.net/sejarah-perkembangan-islam-di-spanyol/
[2]Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam
Bagian I dan II ( Cet. I; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), h. 581.
[3]Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam;
Studi Kritis dan Refleksi Historis. (Cet. II; Yogyakarta: Titian Ilahi Press,
1998), h. 215.
[7]Hasan Ibrahim Hasan, Islamic History and
Culture diterjemahkan oleh Djahdan Human dengan judul Sejarah dan Kebudayaan
Islam ( Cet. I; Yogyakarta : Kota kembang, 1989), h. 90.
[8]Bangsa Barbar adalah
kelompok pengelana yang menempati wilayah Afrika Utara yang sebagian besar
menempati gurun sahara di wilayah negara al-Jazair, Libia Nigeria,Maroko, dan
Tunisia.
[12]Dr. Mustafa As-Siba’i,Peradaban Islam Dulu, Kini dan
Esok.Gema Insani Press, Jakarta : 1993, hlm 49.
[14]Dr.Mustafa As-Siba’i,Peradaban Islam
Dulu, Kini dan Esok.Gema Insani Press, Jakarta : 1993, hlm 55
[15]G.E. Bosworth, The Islamic Dinasties
Diterjemahkan oleh Ilyas Hasan dengan judul Dinasti-Dinasti Islam ( Bandung :
Mizan,1993), h. 35.
[16]Muhammad Qutub, Mazabih wa Jara’in Mahakim
al-Taftisy fiy al-Andalusiy, diterjemahkan oleh Mustafa Mahdamy dengan judul
Fakta Pembantaian Muslimin di Andalusia (Cet. I; Solo: Pustaka Mantiq, l99l),
h. 42.
[17]Departemen Agama RI, Textbook Sejarah dan
Kebudayaan Islam, Jilid I (Ujung Pandang: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, l981/l982), h.103.
[20]Amir Hasan Siddiqi, Studies in Islamic
History, diterjemahkan M.J. Irawan dengan judul Ilmu Pengetahuan dalam Lintasan
Sejarah Islam (Cet. I; Bandung: Al-Maarif, L987), h. 89.
[21]Mustafa al-Siba’i, Mustafa al-Siba’i,
Kebangkitan Kebudayaan Islam (Cet. I; Jakarta: Media Dakwah, l987). h. 126.
0 komentar:
Posting Komentar